Jurnal visit ke Art Jakarta
Sabtu kemarin aku dan teman-teman dari Juru Rupa Oase berkunjung ke Art Jakarta 2019, pameran seni yang diselenggarakan di JCC Senayan. Tempat pamerannya luaaas sekali, banyak karya dari luar negeri juga. Aku menemukan banyak karya unik yang membuatku bertanya “apakah ini termasuk seni?” Karena sangking “anehnya” karya itu, seperti Doughnut Madness (Jae Yong Kim), North K2 (You Ji In), dan Production Line (Huang Po-Chih).
Trapped in the sickness oleh Muchlis Fachri
Beberapa karya terlihat seperti mainan anak-anak. Aku senang melihatnya. Ternyata seni rupa bisa se-seru itu! Tidak melulu lukisan di kanvas dengan arti yang dalam, atau pahatan batu dengan ukiran yang kompleks.
Aku juga suka sekali lukisan Nala dan Kala oleh Roby Dwi Antono. Sejujurnya aku tidak mengerti makna dari lukisan tersebut, tapi matanya yang besar terlihat sangat hidup.
Selama hampir 2 jam mengelilingi ruang pameran, aku merasa pegal dan sedikit pusing karena sangking beragamnya karya yang dipajang disana. Ini membuatku semakin bingung, apa arti “seni” sebenarnya? Dulu kukira seni adalah suatu karya, entah lukisan, pahatan atau gambar di kertas, yang hasilnya bagus dan dipuji banyak orang. Tapi ternyata, tidak semua karya di ruang pameran itu menurutku “bagus” bahkan aku berpikir bahwa banyak karya seni yang jauh lebih bagus dan lebih pantas dipasang disana.
Harapan ku saat ke Art Jakarta adalah: terinspirasi untuk membuat pameran. Ternyata setelah melihat karya-karya disana, aku malah jadi tidak yakin kalau karyaku layak dipamerkan.
Komentar
Posting Komentar