Jurnal hari kedua - Main airr!!

Alarmku berbunyi pukul 3:30. Aku langsung mengambul wudhu ke kamr mandi, sholat, dan membangunkan teman-teman yang lain. Kemudian kami siap-siap, membawa perlengkapan snorkeling dan memakai baju renang, lalu jalan ke taman dekat dermaga. Aku pikir kami (aku, Yla, Adiva, Agla) datang pertama, ternyata banyak kelompok lain yang sudah sampai duluan. Disana kami bermain (berebutan) ayunan sambil menunggu para mentor. 


Di dermaga kami semua mengenakan baju pelampung dan berfoto-foto bersama masing-masing kelompok, lalu kami naik kapal kayu ke pulau Kayu Angin Bira. Aku duduk di bangian belakang kapal bersama beberapa teman dan mentor. Pemandangan dari kapal sangat indah. Langitnya berwarna oranye, kuning dan biru karena masih pagi.



Tiba di pulau Kayu Angin Bira, kami briefing dengan para mentor dan petugas dari pulau Harapan. Disana kami bisa melihat pasir yang putih beserta air laut yang jernih dan mengkilap ketika terkena sinar matahari. Harusnya aku memakai kacamata hitam karena disana sangat silau. 


Sehabis briefing kami memunguti sampah di pulau itu. Sampah-sampah itu berasal dari pulau jawan dan sekitarnya yang dibawa oleh ombak. Sampah disana lumayan sangat banyak. Kami mendapatkan lebih dari 5 karung sampah. Kebanyakan adalah plastik dan syrofoam. Kami juga sempat melihat bekas sarang penyu.

Kembali ke kapal dan pergi ke tengah laut untuk snorkeling! Awalnya aku takut karena aku tidak jago berenang, tapi saat aku nyebur, aku bisa melihat koral-koral yang sangat cantik! Ada yang bentuknya seperti otak, ada yang seperti meja, ada juga yang mirip tentakel gurita. Juga ikan-ikan yang berwarna-warni. Lucu sekali! Banyak air laut yang masuk kedalam mulutku. Rasanya asin-asin gimana gitu. Pokoknya SERU!

Kami melanjutkan perjalanan ke pulau Perak. Disana ada banyak ayunan! Kami langsung berebutan naik ayunan. Tapi semua taliayunannya miring. Disana kami makan siang dulu, lalu main perang pasir! Kami juga membuat logo Ofest di pasir bersama kak Andit. Ada juga yang menemukan sekelompok bulu babi di pantai.

Selesai main-main di pulau Perak kami pulang ke pulau Harapan.

Malamnya aku dan Adiva pergi ke rumah Kaysan dan Naufal untuk briefing bersama kak Lala. Saat kami sedang briefing tiba-tiba orangtua inangnya Kaysan dan Naufal, pak Askar dan istrinya masuk kedalam rumah untuk membagika pempek ikan. Rasanya enak, gurih. Kami ngobrol bersama mereka di kursi depan homestay miliknya. Ternyata pak Askar menanam mangrove dan adalah salah satu anggota dari Sistem Pengembangan Tekno Pertanian (SPTP). Kak Lala membantuku menanyakan hal-hal seputar mangrove. Kemudian aku dan Kaysan ditawari pak Askar untuk melaut bersamanya besok. Lalu aku kembali ke homestay bersama Adiva.

Komentar

Postingan Populer