Jurnal hari pertama - Eksplorasi dimulai!

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba! Kami para OASEksplorer siap untuk melakukan eksplorasi di pulau Harapan selama 4 hari 3 malam. 


Aku dibangunkan ayahku jam 4 lebih dan langsung sholat subuh dan siap-siap berangkat. Aku hanya makan roti isi selai cokelat untuk sarapan karena buru-buru, takut ditinggal teman-teman lain. Di perjalanan menuju stasiun Jakarta kota aku cemas dan berdoa terus supaya tidak telat, sebab jarak rumahku dan stasiun kota lumayan jauh dan saat itu jalanan sedang penuh. 

Sampai di stasiun kota aku bertemu dengan kak Shanty, Kaysan, Agla dan Alev, ternyata kami masih menunggu teman-teman dari Bekasi yaitu kak Lini, Yla, Vyel, Abel dan Ratri. Fuuuhh, untungnya... aku pikir mereka sudah berangkat ke pelabuhan Sunda Kelapa. Aku masih sempat duduk santai sambil menulis logbook bersama yang lain.

Sesaat kemudian kami bertemu dengan teman-teman dari Bekasi. Kami briefing sebentar dengan mentor dan naik M15 menuju pelabuhan Sunda Kelapa sekitar 20 menit.


Di dalam kapal, saat semuanya sudah berkumpul, kami briefing dengan para mentor dan diberi tugas wawancara kepada 1 penumpang di kapal. Aku mewawancarai 1 bapak-bapak yan merupakan salah satu anggota dari Jaringan Doa Sekota yang akan pergi ke pulau Pramuka. Kami juga sering bermain di bagian luar kapal. Disitu kami bisa melihat lautan dan beberapa pulau yang akan dikunjungi. Semakin jauh dari Jakarta, semakin jernih air lautnya.


Setelah 7 jam perjalanan, akhirnya kami sampai di pulau Kelapa! Sebelum kami ke homestay masing-masing, kami istirahat dulu di PKBM. Kami disuguhi jus mangga dan jus buah naga. Setelah itu kami makan siang di balai konservasi. Saat itu aku tidak begitu lapar, jadi aku hanya makan nasi dengan kuah dan tempe. Kami berada di tempat itu cukup lama. Sekitar 1 jam. Kami asik berbincang dan bercanda sambil menulis logbook di buku catatan masing-masing. 


Sampai di homestay kami meletakkan tas keril kami di depan meja kecil di ruang tamu. Aku serumah dengan Adiva, Yla, dan Aglaya di homestaynya bapak dan ibu Nuraji, yang menjadi narasumbernya Agla dan Alev. Aku merasa nyaman karena sudah pernah menginap bersama teman-teman serumahku (kecuali Agla). Karena kami bosan dan tidak tahu mau ngapain, kami jalan-jalan keluar mengelilingi pulau Harapan. Kami melewati jembatan yang terbuat dari dua batang bambu yang dibawahnya air laut. Aku sudah pernah melewati jembatan itu sebelumnya saat survey dua minggu yang lalu, karena takut tercebur aku “ngesot” untuk melewati jembatan itu, dan saat aku berdiri, telepon genggamku jatuh dari kantung celanaku dan (hampir) masuk ke air. Untungnya teleponku diselamatkan oleh styrofoam yang mengapung di air. Hehe. Tapi kali ini aku melewatinya dengan santai, dan ternyata tidak begitu mengerikan. Kecuali kalau jembatannya goyang. 


Kembali ke homestay, kami mandi bergantian dan makan setelah itu. Orang tua inang kami memberi makanan yang pedas untuk kami, sementara aku, Yla dan Adiva kurang suka pedas. Tapi karena sudah dibuatkan untuk kai, aku makan makanan yang sudah disiapkan. Masakannya sedap. Tapi pedas. Aku hampir nangis sangking pedasnya.


Pukul 8:00 aku dan Adiva dijemput oleh kak Lala, mentor kami, dan jalan kaki menuju homestaynya Kaysan dan Naufal, teman sekelompok kami. Disana kami briefing tentang progress output kami. Kami semua mendapat kesempatan menelpon orangtuanya sekali selama 3 menit. Aku ditelpon pertama, lalu Adiva. Setelah itu kami kembali ke homestay kami dan istirahat.



Komentar

Postingan Populer