Hari Ketiga Eksplorasi -- 18 Juli 2018

Hari yang kutunggu-tunggu! Hari ini kami akan berpindah pulau ke pulau Karya, dimana kami akan memasak untuk seluruh anggota kelompok dan main air sepanjang hari, tapi sebelum ke Pulau karya kami akan mampir ke pulau Pramuka untuk belanja bahan-bahan makanan untuk dimasak nanti. 


Dua jam menuju pulau Pramuka dengan kapal SaNus 66, akhirnya kami tiba di pulau Pramuka. Kami menaruh tas di masjid dekat dermaga, kemudian sebagian dari kami melaksanakan sholat Dzuhur dijamak khosor Ashar. Masjidnya cukup luas dan jendelanya dihiasi dengan stained glass yang berwarna-warni. 

Waktu menunjukkan pukul 12.30, Waktunya makan. Kami bisa memilih tempat makan yang kami mau, tetapi tidak boleh berpisah dengan kelompok masing-masing. Ada pusat jajanan rakyat dekat dermaga dengan makanan yang beragam, kebanyakan menjual soto ayam dan bakso. Kelompok Putri Doyoung membeli nasi goreng, bakso dan jus mangga untuk dimakan bersama. Nasi gorengnya agak pedas, aku juga kurang suka baksonya karena banyak uratnya (tapi kuahnya enak banget) sementara jus mangganya, ennaaak sekali! Rasanya manis dan menyegarkan, kami sampai pesan 2 kali.


Perut kami sudah kenyang. Sekarang saatnya belanja bahan makanan! Bahan yang kami cari adalah: tepung maizenna, telur dan ikan. Setelah kami berjalan ke warung dan pasar, ternyata barang-barang yang kami butuhkan.... tidak ada! Akhirnya kami diberi tahu Tata tentang "Pasar Mentor" yaitu para kakak-kakak mentor akan berbelanja di pulau Panggang kemudian dibawa ke Pulau Karya, lalu kami yang beli. 


Barang-barang siap di kapal, life jacket terpasang, saatnya kami berangkat ke pulau Karya! Kami naik ojek kapal kesana. Ojek kapan mengantar dari satu pulau ke pulau yang lain. Ojek kapal yang kami tumpangi bersih dan terlihat masih baru, bahkan ada panel solar di atapnya. 

Perjalanan menuju pulau Karya kurang dari 10 menit. Sampai disana kami menurunkan barang-barang dari kapal dan jalan menuju area kemah melewati jalan setapak. Saat berjalan, aku bisa melihat pantai dengan yang sangat jernih, jauh lebih jernih dibandingkan pulau Untung Jawa. Air lautnya bening dan sama sekali tidak ada sampah. Banyak orang-orang snorkeling di sekitar pantai yang indah tersebut.


"Lah! Pasaknya hilang semua!" Saat kelompok Putri Duyung membangun tenda, kami baru menyadari kalau tenda kami kehilangan pasak (sepertinya ketinggalan di kota), tanpa berpikir lama aku mengambil batang-batang pohon yang tebal dan kuat untuk menggantikan pasak. Menusuknya ke pasir lumayan sulit, tapi Alhamdhulillah berhasil. 

Tenda kelompok Putri duyung agak terlalu besar untuk kami yang beranggota 4 orang, sementara kelompok DuBlom yang beranggota 5 orang tendanya kecil sehingga harus ada satu orang yang tidur di luar. 


Wakunya masak! Semua kelompok mengeluarkan kompor gas dan mulai memasak nasi. Aku sudah belajar memasak nasi di rumah, dan alhamdhulillah nasi yang kukukus berhasil. Tak lama kemudian, kakak-kakak Mentor membuka Pasar Mentor, kelompokku membeli telur dan ikan. "Yah! Pecah telurnya" terdengar teriakan dari tenda kelompok DuBlob; telur yang baru mereka beli pecah terinjak. Untungnya Tata mengamankan telur kelompok kami dengan cara mengisi kotak makannya dengan pasir, lalu menaruk telurnya dengan hati-hati. Dengan begitu, telur kami aman.

Masakan selanjutnya yang kami buat adalah sup jagung. Bagian kesukaanku saat memasak sup jagung adalah; memotong jagungnya. Baru kali ini aku membuat sup jagung, dan aku menyukai prosesnya.


Ketika sup jagung hampir matang, aku tidak sengaja berjalan cepat, membuat pasir-pasir berterbangan dan masuk ke nasi yang baru kubuat. Termaksa aku harus membuang sebagian nasi yang terkena pasir. Hiks...


Malamnya kami makan bersama di depan tenda milik DuBlo, mencicipi masakan kelompok lain. Setelah itu masing-masing anak diberi kesempatan untuk menelpon orangtuanya selama 3 menit. Aku menelpn ibuku bersama Andini kami cerita panjang lebar, sampai kami lupa bahwa sudah 10 menit berbicara di telepon.


Waktunya tidur, aku memutuskan untuk tidur di luar bersama Michelle dan Ratri, karena di twndaku panas dan pengap. Aku senang bisa tidur diluar (walau digigit nyamuk), aku bisa melihat langit yang jernih dan berbintang. 


Komentar

Postingan Populer