Hari Keempat & Kelima Eksplorasi - 19, 20 Juli 2018 

Bangun tidur, badanku terasa gatal, terutama wajahku. Totol-totol merah banyak sekali di tanganku. Begitu pula Michelle dan Ratri. Aku langsung menuju kamar mandi, wudhu, dan sholat subuh. Kemudian aku mengambil buku tulisku dan mulai menulis logbook kegiatan kemarin. Michelle, Ratri dan Andini juga ikut menulis. Entah kenapa aku merasa bersemangat mengerjakan logbook hari ini. Sementara itu, Katya dan Tata memasak pisan bakar dan keripik pisang untuk sarapan. Pisang itu diiris panjang, lalu digoreng dengan sedikit minyak, kemudian ditaburi gula pasir. Lezat sekali! Apalagi keripik pisangnya, walau bentuknya absurd tidak meyakinkan, namun bikin ingin tambah lagi ketika di makan. Sayangnya pisangnya sudah habis. Anja juga memasak kentang goreng. Dari aromanya saja kami sudah tahu hasilnya akan lezat sekali, dan ternyata benar! Rasanya ueennak banget! Jujur, ini adalah kentang goreng paling lezat yang pernah kucicipi.


Selesai membuat logbook, kegiatan selanjutnya mengelilingi pulau Karya. Ternyata pulaunya kecil, kami hanya menghabiskan setengah jam mengitari pulau ini. Kami berenang di sebuah lagun yang bersih dan cukup luas. Sebenarnya aku sedang malas berenang. Namun malas itu langsung hilang ketika aku melihat teman-teman menyebur memakai life jacket. Aku ikut mengenakan life jacket dan berjalan pelan menuju tempat yang lebih dalam. Airnya dingin! Aku kira airnya hangat karena matahari juga sudah terik. 


"Adik-adik! Kita lomba renang yuk!" Sahut kak Shanti. Regu Anjing laut bersaing dengan regu Garam Laut. Berenang dari satu sisi pantai ke sisi yang lain. Anak-anak perempuan dan juga para mentor menyemangati kedua regu. Tak kusangka, ternyata mereka semua jago berenang. Regu Anjing Laut menang! 


Aku pindah ke sisi pantai lain. Bermain pasir, menikmati hangatnya mentari, yang semakin lama semakin panas. Aku ditemani oleh Andini, Michelle, Ratri, Kaysan dan Fakhri. Kami ngobrol santai sambil bercanda, main air. Aku sangat menikmatinya, hingga lupa waktu... tahu-tahu sudah jam 2.30! Kami segera keluar dari air dan mandi sampai benar-benar bersih. Untungnya aku memakai jilbab, sehingga tidak ada pasir di rambutku.


Malamnya kami masak dan makan bersama menikmati hasil masakan yang kami buat. 

Karena malam ini merupakan malam terakhir kami di kepulauan Seribu kami diminta memberikan kesan pesan kami selama Eksplorasi.


Ratri mengungsi ke tenda regu Putri Duyung karena tendanya sudah terlalu penuh.

Aku tidak bisa tidur nyenyak. Aku kejepit Michelle, ketindih Katya, ditendang Ratri, dan kepanasan. Akhirnya aku membuka sedikit pintu tenda sgar ada angin yang masuk. 


Hari kelima -- 20 Juli 2018


"Banguun! Bangun! Sholat subuh!" Terdengar suara anak-anak laki di depan tenda kami. Kami bangun dari sleeping bag, keluar dari tenda dan menuju kamar mandi bersama-sama. Setelah itu kami membongkar tenda dan isinya. 


Kami sudah siap di dermaga, menenteng barang bawaan kami, menunggu kapal Dolphin Express. Kapal Dolphin yang kami naiki memiliki 2 lantai. Lantai pertama dipenuhi oleh tempat duduk dilengkapi life jacket diatasnya, sementara lantai kedua tidak ada kursi, namun dipenuhi oleh turis-turis dari pulau lain. Aku bingung kenapa orang-orang ini tidak duduk di kursi bawah, begitu pula kami. Kalau di lantai 2 kita bisa tidur-tiduran sepuasnya.

Kami sempat berhenti di pulau Pramuka untuk membeli makanan. Tiap regu memilih 2 orang untuk perwakilan membeli makanan. Reguku memilih Michelle dan Katya, mereka membeli lontong dan aneka gorengan dan di masukkan ke dalam kotak makan. Aku mengambil 2 bakwan sayur, yang juga salah satu makanan favoritku. 


Kapal mulai jalan lagi, menjauhi pulau Pramuka. Semakin menjauh, semakin liar ombaknya. Rasanya seperti gempa bumi! (Aku belum pernah merasakan gempa bumi, tapi aku yakin guncangannya sekencang di kapal). Aku berzikir setiap kali kapalnya berguncang keras. Turis-turis di kapal ini terlihat santai. Mereka sama sekali tidak kaget ketika kapalnya miring. Mungkin mereka sudah biasa? Atau karena mereka fokus menatap layar telpon genggamnya? Tetapi memang, setelah sekian lama aku mulai terbiasa dengan guncangan di kapal.




Komentar

Postingan Populer